PanenTalks, Semarang – Guru Besar Purna Tugas Universitas Diponegoro (UNDIP) dari Fakultas Peternakan dan Pertanian Prof. Dr. Ir. Endang Dwi Purbayanti, M.S. menilai urban farming sebagai solusi berkelanjutan pangan perkotaaan.
“Urban farming bukan sekadar bercocok tanam di kota, tetapi strategi menjaga kualitas hidup, menyediakan pangan sehat,” kata dia saat Sidang Terbuka Senat Akademik dengan agenda Upacara Purna Adi Cendekia, di Gedung Prof. Soedarto, S.H., Selasa, 26 Agustus 2025.
Selain itu, kata dia, urban farming juga menciptakan ruang hijau dan membuka peluang wirausaha baru. Di tengah keterbatasan lahan, inovasi seperti vertikultur, hidroponik, dan aquaponik menjadi kunci.
Menurut dia, manfaat urban farming melampaui aspek pangan. Manfaat lain memberi lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat hingga memperkuat ketahanan pangan lokal sekaligus merevitalisasi lingkungan.
“Inilah bukti bahwa ilmu pertanian bisa menjawab tantangan peradaban modern,” kata Ahli Ilmu Agronomi (Produksi Tanaman) tersebut.
Dia menegaskan, bertani di perkotaan bukan sekadar tren melainkan langkah nyata menuju kehidupan kota lebih sehat, produktif dan bermartabat.
Rektor Universitas Diponegoro, Prof. Dr. Suharnomo, S.E., M.Si., menyampaikan penghargaan kepada para Guru Besar purna tugas telah mewariskan dedikasi, integritas, dan ilmu pengetahuan bagi UNDIP dan bangsa.
“Generasi baru terus tumbuh, sementara para senior mungkin menepi, tetapi tidak pernah hilang. Kehadiran mereka tetap membawa keberkahan dan kemanfaatan bagi kita semua,” kata dia.
Prof. Suharnomo menegaskan komitmen UNDIP untuk terus bergerak menuju World Class University (WCU). Saat ini UNDIP berada di peringkat 624 dunia, dan berbagai langkah akselerasi sedang berjalan, termasuk penguatan riset dan publikasi internasional agar bisa mencapai 500 besar dunia. Dia melanjutkan, peringkat bukan satu-satunya indikator, namun tetap penting. Saat ini peringkat tetap menjadi tolok ukur masyarakat dalam menilai kualitas institusi pendidikan.
“Purna Adi Cendekia bukanlah akhir, melainkan tonggak sejarah pengabdian. Ilmu dan pengaruh para Guru Besar akan terus menjadi cahaya bagi perjalanan UNDIP yang bermartabat dan bermanfaat,” kata dia. (*)