Kamis, Oktober 9, 2025

Vaksin Heksavalen Diluncurkan, Bali Percontohan Nasional

Share

PanenTalks, Buleleng– Pemerintah secara resmi meluncurkan Vaksin Heksavalen, sebuah inovasi yang menggabungkan perlindungan terhadap enam penyakit dalam satu suntikan.

Peluncuran ini merupakan respons atas keluhan orang tua mengenai banyaknya jadwal dan jumlah suntikan saat imunisasi dasar bayi.

Provinsi Bali, bersama Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Nusa Tenggara Barat (NTB), terpilih sebagai wilayah percontohan nasional yang mulai mengimplementasikan vaksin ini pada Oktober 2025, menyasar bayi yang lahir setelah 9 Juli 2025.

Vaksin Heksavalen memberikan proteksi terhadap difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, Haemophilus influenzae tipe B (Hib), dan polio.

Vaksin ini akan menggantikan jadwal imunisasi dasar yang sebelumnya diberikan secara terpisah pada usia 2, 3, dan 4 bulan.

Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, dr. Gede Nyoman Sebawa, menyatakan, terobosan ini adalah hasil evaluasi lapangan terhadap keluhan masyarakat.

Pihaknya menemukan banyak orang tua mengeluhkan anaknya terlalu sering disuntik saat imunisasi.

“Kalau dulu dua jenis vaksin disuntikkan terpisah, sekarang cukup satu kali,” ujar dr. Sebawa di ruang kerjanya melansir bulelengksb.go.id

Menurutnya, pengurangan jumlah suntikan ini tidak hanya mengurangi rasa sakit dan potensi trauma pada bayi, tetapi juga diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan orang tua dalam menuntaskan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL).

Secara strategis, vaksin kombinasi ini juga bertujuan menutup kesenjangan cakupan imunisasi yang kerap terjadi antara vaksin Pentavalen dan Polio injeksi.

“Dengan dijadikan satu dosis Heksavalen, cakupannya akan sama. Ini langkah penting agar semua bayi mendapat perlindungan penuh,” tambahnya.

Dari sisi pelaksanaan, tenaga kesehatan juga merasakan efisiensi karena pemberian vaksin menjadi lebih praktis dan efektif. Di Kabupaten Buleleng sendiri, sasaran awal bayi usia 2 bulan hingga 2 bulan 29 hari sudah terdata sekitar 2.450 bayi.

Pemerintah menargetkan capaian IDL sebesar 95 persen melalui penerapan Vaksin Heksavalen ini, sekaligus mencegah potensi Kejadian Luar Biasa (KLB) akibat enam penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi. (*)

Read more

Local News