Rabu, Juni 18, 2025

Wabah Antraks Merebak di Gunungkidul: Jangan Sepelekan Bangkai Ternak!

Share

PanenTalks, Yogyakarta Yogyakarta – Masyarakat Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, baru-baru ini diresahkan dengan merebaknya kabar mengenai penyakit antraks. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY, Syam Arjayanti, mengonfirmasi adanya temuan 26 kasus ternak yang terjangkit antraks. Kasus tersebut tersebar di dua kecamatan, yakni Girisubo sebanyak 15 ekor dan Rongkop sejumlah 11 ekor.

Syam menjelaskan penyebaran penyakit ini diduga kuat akibat kelalaian warga dalam menangani bangkai ternak yang terinfeksi. Mirisnya, beberapa kasus bermula dari tindakan warga yang tidak segera mengubur ternak mati dengan gejala antraks, melainkan justru membagikannya kepada warga sekitar untuk dikonsumsi.

“Budaya ‘brandu’ ini yang mendorong penyebaran antraks,” tegas Syam beberapa waktu lalu.

Antraks sendiri merupakan penyakit menular akut yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis, yang umumnya hidup di dalam tanah. Bakteri ini terutama menyerang hewan herbivora seperti sapi, kambing, domba, dan kuda. Hingga saat ini, belum ditemukan kasus penularan antraks antarmanusia melalui sentuhan atau kontak langsung.

Menyikapi situasi ini, DPKP DIY mengimbau masyarakat untuk segera melaporkan kepada petugas kesehatan hewan setempat apabila menemukan hewan ternak yang menunjukkan gejala sakit mendadak.

Selain itu, beberapa langkah pencegahan juga disarankan, antara lain tidak menyembelih hewan yang sakit, apalagi mengonsumsi dagingnya. Masyarakat juga diimbau untuk membeli daging dari Rumah Potong Hewan (RPH) yang bersertifikat dan selalu mengolah daging dengan benar sebelum dikonsumsi.

Penyakit antraks pada manusia dapat disembuhkan jika terdeteksi dini. Gejala awal yang perlu diwaspadai meliputi luka pada kulit berwarna hitam dengan benjolan keras di sekelilingnya, demam tinggi disertai sesak napas atau nyeri dada, serta mual dan muntah, terutama jika berada di lingkungan dengan kasus kematian ternak mendadak.

Apabila menemukan gejala-gejala tersebut, masyarakat diimbau untuk segera membawa penderita ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Beberapa langkah pencegahan untuk mencegah penularan antraks dari hewan ke manusia yaitu:

Apabila memiliki luka terbuka, jangan sampai melakukan kontak dengan hewan yang sakit atau mati mendadak, jangan konsumsi daging yang berwarna gelap, berlendir, dan mengeluarkan aroma anyir.

Belilah daging yang berwarna merah segar, tidak berlendir, dan tidak mengeluarkan aroma anyir. Beli daging dari Rumah Potong Hewan yang telah memiliki sertifikat. (*)

Editor: Rahmat

Read more

Local News