PanenTalks, Semarang – Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng meminta pemborosan bahan pangan ditekan melalui pola penerapan konsumsi beragam, bergizi dan seimbang.
Adalah Srikandi Pangan, sebuah program bertujuan menjadikan perempuan sebagai agen perubahan dalam berbagai aspek ketahanan pangan.
“Upaya masif dan menyeluruh untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait stop boros pangan dan penerapan pola konsumsi yang Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA),” kata dia, Kamis 20 Agustus 2025.
Dia melanjutkan, Program Srikandi Pangan merupakan respon terhadap tantangan nyata di bidang ketahanan pangan. Berdasarkan laporan, sampah pangan di Kota Semarang mencapai 262.056,7 ton per tahun atau setara dengan Rp2,42 Triliun.
Wali kota juga menyoroti bahaya kesehatan terkait pola makan tidak terkendali. “Ini tuh ngeri loh, kalau obesitas berarti turunannya nomor 1 gula, nomor 2 hipertensi, nomor 3 kolesterol,” kata Agustina.
Struktur organisasi Srikandi Pangan melibatkan berbagai tingkat, mulai dari kota hingga Rukun Tetangga (RT). Para Srikandi Pangan mengemban peran pokok terbagi menjadi empat Kelompok kerja (Pokja). Meliputi Pokja Ketersediaan Pangan, Pokja Distribusi Pangan, Pokja Penganekaragaman Pangan dan Pokja Keamanan Pangan.
“Ini semakin banyak orang bergerak, berarti semakin banyak food waste akan ditampung dan mungkin didistribusi (dimanfaatkan),” lanjutnya.
Agustina mengapresiasi hadirnya Buku Kamus Masakan Kota Semarang sebagai bagian dari upaya mendokumentasikan dan melestarikan kekayaan kuliner lokal.
Buku ini dapat menjadi acuan bagi para Srikandi Pangan untuk mengenal dan menghargai bahan-bahan lokal lain selain beras. (*)