PanenTalks, Yogyakarta – Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk lebih peduli terhadap kebersihan dan keindahan kota.
Menurutnya, menata wajah kota tidak selalu harus bergantung pada anggaran besar, melainkan bisa dilakukan melalui langkah-langkah sederhana dan gotong royong.
Hal itu ia sampaikan saat meninjau kegiatan Gotong Royong dan Kerja Bakti Menata Wajah Kota yang dilaksanakan di beberapa titik, seperti kawasan Makam Kyai Ageng Prawiro Purbo, Jalan Kusumanegara, serta area luar Stadion Kridosono, Minggu (12/10/2025)..
Dalam peninjauan tersebut, Hasto menyoroti banyaknya ruang kota yang tampak kumuh padahal masih bisa ditata tanpa harus menunggu program besar dari pemerintah.
“Membersihkan dan memperindah kota tidak harus dengan uang besar. Cukup dengan sentuhan kecil dan kepedulian bersama,” ujarnya.
Ia juga mengkritisi sikap sebagian pihak yang sering beralasan tidak bisa menata suatu lokasi hanya karena status kepemilikan lahan yang bukan milik pemerintah.
“Kalau kumuh, ya tetap tidak enak dilihat. Membersihkan itu tidak salah, yang penting tidak membangun di atas tanah milik orang lain. Kalau memang tanahnya bukan milik pemerintah, bisa ditata dengan cara lain, misalnya diberi pot tanaman. Kalau pemiliknya butuh, potnya tinggal diangkat. Yang penting rapi,” jelasnya.
Wali kota menegaskan, menciptakan kota yang bersih dan rapi adalah tanggung jawab bersama. Ia pun mencontohkan kondisi di sekitar Makam Kyai Ageng Prawiro Purbo yang sebelumnya terlihat kotor dan kurang terawat.
“Dindingnya sudah seperti korengan, daun-daun kering juga tidak ada yang membersihkan. Ini kan kota, bukan pedalaman. Mestinya kita semua punya rasa memiliki. Tidak perlu proyek besar untuk membuatnya bersih dan indah,” tegasnya.
Hasto berharap, budaya gotong royong terus tumbuh dan menjadi karakter warga Yogyakarta dalam menjaga lingkungan sekitar.
“Jogja ini punya banyak ruang terbuka. Kalau semua peduli, saya yakin kota ini akan semakin indah tanpa harus menunggu anggaran besar,” pungkasnya.
Kegiatan kerja bakti tersebut juga mendapat dukungan dari warga. Ketua RT 07 RW 02 Kelurahan Tahunan, Sutadi, mengungkapkan bahwa kondisi di sekitar makam sudah lama menjadi perhatian masyarakat karena kesan kumuh yang ditimbulkan.
“Posisinya memang sudah meresahkan warga karena tempatnya terkesan liar dan kumuh. Sebenarnya sudah lama kami ingin menata area ini, tapi dulu masih ragu karena khawatir dianggap intervensi terhadap para pedagang,” ungkapnya.
Kini, menurut Sutadi, hanya tinggal satu pedagang bunga yang berjualan, dan penataannya pun telah dilakukan sesuai arahan.
“Sekarang sudah tidak ada pedagang yang menetap, hanya tinggal satu yang berjualan bunga, dan itu pun sudah kita tata ulang sesuai arahan. Sistemnya sekarang pakai meja dan tidak tidur di tempat ini,” lanjutnya.
Ia menambahkan bahwa warga mendukung penuh langkah kerja bakti ini dan menyambutnya dengan antusias.
“Yang punya tempat juga menerima dengan senang hati. Intinya, kita semua ingin lingkungan ini jadi bersih dan nyaman,” ujarnya. (*)

