Minggu, Agustus 10, 2025

Wamenperin: Kopi, Teh, dan Kakao RI Kian Dilirik Pasar Global

Share

PanenTalks, Jakarta-Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin), Faisol Riza, menyampaikan bahwa Indonesia memiliki posisi strategis sebagai produsen global untuk komoditas kopi, teh, kakao, buah, dan susu.

“Berdasarkan Laporan Economics of Coffee 2024, Indonesia menempati peringkat ke-4 dunia dengan kontribusi produksi kopi sebesar 6,8%. Ekspor kopi olahan kita tahun lalu mencapai US$ 661 juta atau setara Rp10,77 triliun, naik 4,39 persen dibanding tahun sebelumnya,” ujar Faisol, dalam pembukaan Business Matching Speciality Indonesia 2025 di Gedung Kemenperin, Jakarta, Senin (4/8/2025).

Ia menambahkan, saat ini ada 54 jenis kopi Indonesia yang sudah mengantongi sertifikat Indikasi Geografis (IG). Dalam pameran Specialty Coffee Expo 2025 di AS, kopi Indonesia mencatat potensi transaksi senilai US$ 30 juta atau Rp489 miliar.

Untuk teh, Indonesia menempati posisi ke-11 eksportir dunia dengan produksi mencapai 124.041 ton dan nilai ekspor sebesar US$ 59,24 juta. “Teh Indonesia punya keunikan yang mencerminkan kekayaan alam dan budaya kita,” ucap Faisol.

Di sektor kakao, menurut data International Cocoa Organization (ICCO) 2024, Indonesia menduduki posisi ke-4 dunia untuk produk olahan kakao dan ke-7 untuk biji kakao. “Nilai ekspor industri pengolahan kakao kita mencapai US$ 2,4 miliar dengan volume 304 ribu ton ke 110 negara,” katanya.

Faisol juga memaparkan berbagai program strategis Kemenperin. “Kami menjalankan program Cocoa Doctor bersama PT Mars Symbioscience Indonesia. Sejak 2024, program ini telah melatih 450 tenaga dan menjangkau lebih dari 40.000 petani kakao,” jelasnya.

Program lain meliputi ekstensifikasi lahan bekas tambang dan hutan tanaman industri, serta pengembangan industri cokelat artisan yang kini mencapai 47 perusahaan pada 2025, naik dari 31 pada 2023.

“Di sektor buah, volume ekspor produk olahan mencapai 402 ribu ton dengan nilai US$ 510 juta. Kami juga terus mendukung restrukturisasi peralatan, pelatihan teknologi, dan penguatan kemitraan hulu-hilir,” ujar Faisol.

Terkait industri susu, ia menjelaskan, “Kami sudah digitalisasi 96 titik Tempat Penerimaan Susu sejak 2022. Produksi mencapai 680 ton susu segar per hari, dan ekspor industri ini mencapai US$ 233,5 juta.”

Read more

Local News