PanenTalks, Jakarta – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyebut distribusi cadangan pangan beras sedianya mencapai angka 7.000 ton per hari.
“Saat ini distribusi harian sekitar 3.000 ton dan akan terus ditingkatkan,” kata dia mengutip laman InfoPublik, Jumat 15 Agustus 2025.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono mengatakan, operasi pasar dan pendistribusian beras SPHP melibatkan berbagai pihak untuk menjangkau masyarakat luas.
“Ini melibatkan semua unsur baik perdagang pasar kemudian retail modern bahkan melibatkan TNI, Polri, dan semua BUMN dan seterusnya. Insyaallah ini aman,” kata lulusan National Defense Academy (NDA) Jepang tersebut.
Periode saat ini, kata dia, adalah masa standing crop. Pada masa ini, tidak terdapat panen maupun penanaman baru. Untuk itu, stok hasil panen raya sebelumnya bermanfaat secara optimal guna menjaga pasokan.
Ia mengemukakan, pemerintah menargetkan hingga akhir Desember 2025 dapat menggelontorkan 1,3 juta ton beras SPHP dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp12.500 per kilogram.
“Intinya beras SPHP itu dari gudang Bulog harganya Rp11.000 kemudian oleh pedagang dijual maksimal Rp12.500 HET-nya. Yang jelas saya pastikan dengan situasi ini, cadangan pangan kita cukup,” kata dia.
Dia meluruskan terkait isu impor pangan bahwa ebijakan impor hanya untuk komoditas belum bisa produksi optimal di dalam negeri, seperti gandum dan kedelai. Dia menegaskan, memangkas volume impor dari tahun ke tahun sembari meningkatkan produksi domestik.
“Saat ini kita sudah tidak mengimpor beras, jagung, gula konsumsi, dan garam konsumsi. Nanti tahun depan, selain impornya dikurangi, kita mesti tingkatkan ekspor produk-produk seperti perkebunan,” kata dia.
Langkah-langkah tersebut, kata dia, semakin optimis mengendalikan harga pangan pokok. Sementara keberlanjutan produksi dalam negeri terus meningkat sebagai bagian dari upaya memperkuat kemandirian pangan nasional. (*)
