Kamis, Juni 19, 2025

Warga Hindu Gelar Upacara Piodalan di Kompleks Pusat Kerohanian UGM

Share

PanenTalks, Yogyakarta – Kepulan asap dupa ritual memenuhi udara malam di Pura Sanatanagama, Pusat Kerohanian UGM. Malam itu bertepatan dengan Purnama Jyesta, momen bulan purnama sakral pada bulan kesebelas kalender Hindu.

Civitas akademika pemeluk agama Hindu di lingkungan UGM memperingati hari jadi melalui upacara piodalan atau puja wali.

Dua Pinandita, yakni Ida Nabe Shri Bhagawan Istri Lakhsmi Ratu Manik dari Bali dan Ida Sri Bhagawan Dalem Acarya Mahakerti Wira Jagat Manik seorang profesor di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM memimpin upacara.

Kehadiran keduanya memberikan kekhusyukan bagi para bhakta memenuhi halaman utama pura.

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu Kementerian Agama RI, Prof. I Nengah Duija, turut hadir dan berbagi wawasan tentang kehinduan di era modern dalam sesi Dharma Tula.

Ketua Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Jawa Dwipa Klaten, Prof. Ida Bagus Gede Candrawan memberikan, dharma wacana sebelum persembahyangan.

“Piodalan bukan hanya perayaan spiritual, tetapi juga ruang refleksi, kontemplasi, dan kolaborasi lintas elemen,” tutur Prof. Duija.

Kolaborasi antara tradisi Bali dan Jawa tampak harmonis dalam berbagai aspek upacara. Mulai dari bentuk banten sesaji hingga penampilan tarian sakral.

Selaras dengan hal tersebut, konstruksi bangunan Pura Sanatanagama mengadopsi gaya arsitektur candi Jawa ala Majapahit dengan sentuhan batu andesit.

Pilihan menyelaraskan dengan filosofi Mataram dan semangat kebudayaan Yogyakarta. Selain itu, sebagai penanda kampus UGM bukan hanya ruang akademik, tetapi juga ruang spiritual dan kultural.

Tak hanya menjadi momen spiritual penuh kekhidmatan, piodalan ini juga turut memperkuat jalinan sosial antarwarga kampus.

Kolaborasi Melebur Sekat

Dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa Hindu UGM sudah bergotong royong. Nilai-nilai Tri Hita Karana menjadi landasan utama dalam piodalan sehingga hubungan harmonis dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam semesta berusaha lestari.

Menariknya, kegiatan ini juga menjadi ajang mempererat kerja sama lintas agama. Kelenteng berdekatan dengan pura sebagai tempat merias para penari. Sementara halaman Vihara digunakan sebagai tempat menjamu tamu.

Semangat kolaboratif ini sesuai dengan pesan Rektor UGM, Prof. Ova Emilia, “Hadirnya fasilitas kerohanian harus menjadi jembatan sinergi dan persahabatan antarumat, bukan pemicu rivalitas,” tuturnya.

Penutup acara prasadam, santapan bersama kepada lebih dari 100 bhakta telah mengikuti persembahyangan.

“Mungkin kata-kata tidak bisa menggambarkan semua rasa yang hadir malam itu. Namun harapannya, semua ini akan membawa kita melangkah ke arah yang lebih baik,” pungkas Ketua pengelola Pura Sanatanagama, Prof. Sang Kompiang. (*)

Editor : Hendrati Hapsari

Read more

Local News