Rabu, Juni 18, 2025

WBT Bantul, Perkuat Identitas dan Kebanggaan Daerah

Share

PanenTalks, Bantul – Pengelolaan dan pelestarian Warisan Budaya Takbenda (WBT) di Bantul menjadi semakin krusial seiring dengan pengakuan lima karya budaya daerah ini oleh Kementerian Kebudayaan.

Dari 32 WBT yang ditetapkan di DIY, lima di antaranya berasal dari Bantul, menunjukkan kekayaan warisan takbenda yang perlu dijaga keberlangsungannya. WBT sendiri, yang meliputi tradisi lisan, seni pertunjukan, upacara adat, pengetahuan tradisional, dan praktik sosial, adalah penanda identitas dan kontinuitas budaya yang diwariskan lintas generasi.

Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, menekankan pentingnya pengakuan ini sebagai bentuk perlindungan dan promosi terhadap Ampo Imogiri, Bakda Mangiran, Labuhan Hondodento, Tradisi Emprak, dan Adrem.

Camilan Ampo Imogiri. (dok:dinaskebudayaandiy)

Sertifikat WBT dari Pemerintah Republik Indonesia ini merupakan langkah awal dalam upaya pelestarian, memastikan warisan-warisan ini tidak lekang oleh waktu.

WBT Bantul: Jantung Budaya yang Perlu Dilestarikan

Ampo Imogiri: Camilan unik dari tanah liat murni ini bukan hanya kuliner tradisional, tetapi juga mencerminkan pengetahuan lokal tentang pemanfaatan alam untuk kesehatan.

Keberadaan Ampo Imogiri menjadi bukti kekayaan pengetahuan tradisional yang perlu didokumentasikan dan diwariskan. Upaya pelestarian harus mencakup tidak hanya resep, tetapi juga proses pembuatan dan kepercayaan yang menyertainya.

Arak-arakan dalam Bakda Magiran. (dok:pemkabbantul)

Bakda Mangiran: Tradisi syukuran tahunan pasca-Idul Fitri di Padukuhan Mangiran ini merupakan cerminan harmoni sosial dan nilai-nilai kebersamaan. Pelestarian Bakda Mangiran berarti menjaga nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya, serta memastikan generasi muda memahami dan meneruskan praktik sosial ini.

Pengakuan ini mendorong berbagai pihak untuk berkolaborasi dalam melestarikan WBT Bantul. Mulai dari pemerintah, masyarakat, hingga akademisi, peran aktif diperlukan untuk menginventarisasi, mendokumentasikan, merevitalisasi, dan mempromosikan warisan-warisan berharga ini agar tetap hidup dan relevan di tengah perubahan zaman. Dengan demikian, kekayaan budaya Bantul akan terus menjadi kebanggaan dan identitas yang kuat bagi generasi mendatang.

Bakda Mangiran melibatkan berbagai kegiatan seperti tahlilan, arak-arakan gunungan, dan pertunjukan seni tradisional, serta pasar yang hanya buka setahun sekali.

Labuhan Hondodento

Labuhan Hondodento adalah sebuah ritual atau upacara adat yang dilakukan oleh warga keturunan (Trah) Hondodento. Upacara ini biasanya diselenggarakan setiap tanggal 15 Suro dalam kalender Jawa.

Acara Labuhan Hondodento. (dok:perpustakaanbudayadigital)

Labuhan Hondodento bertujuan untuk ungkapan rasa syukur dan doa bersama, di mana berbagai persembahan (ubarampe) diantar ke pantai, biasanya Pantai Parangkusumo. Prosesi upacara dimulai dari Pendapa Parangtritis, dengan peserta mengenakan busana Jawa dan menyusuri pantai.

Labuhan Hondodento merupakan bagian dari tradisi adat yang masih dilestarikan di Yogyakarta, khususnya di kawasan pantai selatan. Upacara ini juga menjadi bagian dari kegiatan yang diselenggarakan oleh Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, seperti Hajad Dalem Labuhan Parangkusumo.

Tradisi Emprak

Tradisi Emprak adalah sebuah kesenian tradisional yang merupakan perpaduan antara musik, tarian, dan drama, yang biasanya disajikan dalam bentuk cerita rakyat atau kisah kehidupan dengan pesan moral.

Tradisi Emprak. (dok:pemkabbantul)

Kesenian ini sering ditampilkan dalam acara-acara khusus seperti khitanan, musim panen, atau perayaan lain yang menandai momen penting dalam kehidupan masyarakat..

Adrem

Kue Adrem adalah makanan unik yang dibuat dengan bahan baku utama tepung beras dan gula jawa merah yang digoreng. Rasa dari kue ini cukup manis dan sedikit gurih, saat digigit akan terasa legit.

Kue Adrem. (dok:wikipedia)

Karena bentuknya yang unik, kue ini juga mempunyai nama lain kue Tholpit. bagi warga sekitar nama tersebut sudah biasa di telinga, namun bagi yang baru dengar dan tahu artinya akan sedikit tersenyum. (*)

Editor: Rahmat

Read more

Local News