PanenTalks, Semarang – Liburan saat arus mudik dan arus balik pada Lebaran 2025 membawa berkat bagi pengusaha wingko babat di Kota Semarang.
Pemudik akan balik ke daerah asal tak lupa membawa oleh-oleh dari kota ini. Wingko Babat Pak Lis bisa menjadi pilihan karena memiliki tekstur wingko lembut dan manis tidak bikin eneg di mulut.
“Produksi wingko babat saat Lebaran meningkat dua kali lipat atau 200 persen,” ungkap Suliman atau akrab disapa Pak Lis, Selasa 8 April 2025.
Persiapan menghadapi momen Lebaran tahun ini sudah dilakukan dengan menambah pegawai dan stok bahan baku. Hal ini dilakukan tahun demi tahun karena melihat lonjakan pembeli pada saat libur Lebaran.
Tahun ini, Pak Lis menyiapkan 200 kg kelapa untuk menghasilkan 20 Ribu potong wingko babat. Jumlah ini tentu berbeda saat hari biasa hanya mencapai 50 kg.
Saat seperti ini dia pun mengalami kenaikan harga bahan baku. Seperti kelapa, stok tidak banyak ditambah kenaikan menjadi Rp30 Ribu per kilogram. Lonjakan harga kelapa turut mempengaruhi harga jual wingko babat.
Pak Lis biasanya menjual Rp15 Ribu untuk satu bungkus wingko babat berisi 20 potong kepada tengkulak. Harga dinaikkan menjadi Rp20 Ribu, sedangkan harga jual di pasaran untuk pembeli Rp 25 Ribu.
“Harganya per tas (bungkus) saya naikkan Rp5 Ribu. Kemarin kan Rp15 Ribu menjadi Rp20 Ribu di tengkulak, kalau jualan harian (kepada pembeli) Rp 25 Ribu,” ungkapnya di Rumah produksi di Jalan Satria Utara IV Plombokan Semarang Utara.
Meski begitu, dia menilai libur Lebaran tahun ini berbeda dibandingkan tahun lalu. Ada penurunan pemudik mencari oleh-oleh tapi jumlah stok tetap berlipat. Berdasarkan pengalaman berjualan, usahanya mampu bertahan sejak 2022 pertama kali produksi. Ada empat rasa wingko babat dijual seperti rasa kelapa, nangka, durian, dan coklat. (*)