Rabu, Juni 18, 2025

Wukirsari Menduniakan Batik Tulis, Melukis Masa Depan

Share

PanenTalks, Bantul – Terletak di Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Desa Wukirsari menjadi salah satu dari 55 Desa Wisata Terbaik Dunia 2024 yang diumumkan United Nations (UN) di Kolombia pada 14 November tahun lalu.

Wukirsari yang luasnya kurang lebih 15 kilometer persegi itu memiliki penduduk sekitar 18.300 jiwa dari 6.600 keluarga, yang tersebar di 16 dusun dan 91 rukun tetangga (RT). Hampir 50 persen warganya bekerja di sektor UMKM dan pariwisata, termasuk menjadi pengurus desa wisata dan pelaku usaha wisata.

Kampung Batik Giriloyo, tempat batik tulis dibuat. (dok:pemdadiy)

Di Kampung Giriloyo yang merupakan sentra batik tulis di Wukirsari terdapat sekitar 600 pengrajin yang memproduksi kerajinan batik yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya tersebut, di masing-masing rumahnya, mereka tergabung dalam Paguyuban Batik Giriloyo.

Bahkan pada 2023, desa ini mendapatkan penghargaan dari sebuah lembaga pencatat rekor karena berhasil memecahkan rekor sebagai daerah dengan jumlah pengrajin batik terbanyak di satu kawasan wisata. Dari desa kecil di selatan Yogyakarta, batik tulis Wukirsari dikenal hingga dunia internasional.

“Semua dimulai dari tahun 1634 ketika batik yang dulu hanya dipakai bangsawan keraton mulai diperbolehkan untuk masyarakat umum. Keraton Mataram mengajarkan banyak hal, termasuk cara membatik. Warisan itulah yang menjadikan Yogyakarta kaya akan batik,” jelas Ahmad Bahtiar, Sekretaris Pengelola Desa Wisata Wukirsari.

Di Desa Wisata Wukirsari, motif batik tidak hanya cantik, tapi juga penuh makna dan tradisi. Dilansir dari laman batikgiriloyo.com, motif batik mengandung makna filosofis yang diwariskan turun-temurun.

Salah satu motif khas yang dibuat di sini adalah Sirgunggu Wiguna. Motif ini sudah mendapat sertifikat hak cipta label asli dari Wukirsari. Sirgunggu sendiri adalah nama tanaman obat yang akarnya dipakai untuk pengobatan tradisional gurah. Selain jadi sentra batik tulis, Wukirsari juga dikenal sebagai pusat pengobatan gurah di Giriloyo.

Motif Batik Wahyu Temurun yang dibeli Kaisar Jepang, Naruhito. (dok:batikgiriloyo.com)

Selain itu, ada motif Wahyu Tumurun yang spesial karena pernah dibeli oleh Kaisar Naruhito dari Jepang. Motif ini berarti turunnya wahyu dari Tuhan supaya pemakainya selalu hidup di jalan yang benar. Motif ini dikombinasikan dengan motif Truntum, yang artinya penuntun. Jadi, kedua motif ini punya makna ganda yakni wahyu yang turun dan petunjuk dari Tuhan.

Motif lain yang penting adalah Sido Mukti. Sido berarti jadi, dan Mukti berarti hidup mulia atau sejahtera. Motif ini mengandung doa agar pemakainya mendapat hidup yang baik. Di motif ini juga ada gambar Garuda yang menunjukan hidup mulia, simbol kejayaan dan kebesaran.

Ada juga motif Parang, yang melambangkan senjata. Parang berarti kecerdasan dan kebijaksanaan seorang pemimpin. Motif parang besar hanya boleh dipakai bangsawan atau raja, jadi di Wukirsari mereka membuat parang kecil sebagai penghormatan kepada Raja Yogyakarta.

Motif Parang yang memiliki arti kebijaksanaan raja. (dok:batikgiriloyo.com)

Motif Sido Asih berarti saling mengasihi dan mencintai. Biasanya motif ini dipakai pengantin sebagai simbol cinta dan kebersamaan. Motif ini menggambarkan rasa cinta yang tetap ada meski ada masalah atau perbedaan.

Selain batik tradisional, Wukirsari juga membuat motif modern, seperti Aquarium yang terinspirasi dari air. Motif ini memakai pewarna sintetis, berbeda dengan warna alami batik tradisional.

Dengan berbagai motif yang penuh makna dan terus berkembang, Wukirsari tidak hanya melestarikan batik tulis, tapi juga berinovasi agar batik tetap disukai banyak orang, baik di dalam maupun luar negeri. (*)

Editor: Rahmat

Read more

Local News