Rabu, Juni 18, 2025

Yogyakarta Pastikan Warisan Takbenda Tetap Hidup dan Produktif

Share

PanenTalks, Yogyakarta – Pemerintah Kota Yogyakarta menerima enam sertifikat Warisan Budaya Takbenda (WBT) dari Pemerintah Daerah DIY pada Senin (26/5) di Gedhong Pracimasana, Kepatihan, Yogyakarta.

Enam WBT diakui tersebut meliputi tradisi Cublak-cublak Suweng, Tari Wira Pertiwi, Tari Kuda-kuda, Ketan Lupis Yogyakarta, Becak Yogyakarta, dan Kopi Joss.

Penyerahan sertifikat ini bukan sekadar bentuk pengakuan, melainkan juga penekanan pada pentingnya menjaga nilai-nilai, makna, dan fungsi sosial budaya dari warisan-warisan tersebut agar tetap hidup dan terintegrasi dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

Wali Kota Yogyakarta menerima sertifikat dari Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X. (dok:pemkotyogya)

Selain itu, penyerahan sertifikat WBT ini merupakan bentuk pengakuan tertinggi atas nilai yang menjadi jati diri DIY, sekaligus menjadi titik awal untuk memastikan warisan budaya ini terus lestari dan memberikan manfaat lintas generasi.

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menegaskan bahwa WBT harus bersifat produktif. “Warisan budaya tak benda ini harus urip, ya bisa dihidupkan dan menghidupi,” jelas Hasto. Ia mencontohkan Kopi Joss yang potensial untuk dikembangkan tidak hanya di sekitar Malioboro, tetapi juga direplikasi di tempat lain, bahkan difortifikasi untuk tambahan gizi.

Contoh lain, Hasto menyebut Cublak-cublak Suweng dapat dikreasikan menjadi ekspresi seni musik dan tari kolosal. Ia menekankan perlunya kreativitas dan inovasi untuk mendorong warisan budaya tak benda ini menjadi sesuatu yang dapat meningkatkan produktivitas.

Sertifikat WBT diserahkan langsung oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X, kepada Wali Kota Yogyakarta.

Kemudian contoh lain, terkait Cublak-Cublak Suweng, lanjut Hasto, bisa dikreasikan menjadi ekspresi seni musik dan tari kolosal. Untuk itu diperlukan kreativitas dan inovasi, untuk mendorong warisan budaya tak benda menjadi satu hal yang dapat meningkatkan produktivitas.

“Kami bersyukur dan terima kasih atas penetapan WBTB dari Kota Yogyakarta, tapi kami mengkritik diri kami sendiri agar warisan tersebut tidak dibiarkan. Harus dihidupkan supaya produktif, memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat,” terangnya. (*)

Editor: Rahmat

Read more

Local News