PanenTalks, Jakarta – Susut dan Sisa Pangan (SSP) menjadi salah satu tantangan terbesar dalam sistem pangan nasional di tengah upaya pemerintah mencapai swasembada pangan. Untuk mengatasinya, Badan Pangan Nasional (Bapanas) mendorong kolaborasi multipihak lintas sektor agar tingkat SSP di seluruh rantai pasok bisa ditekan secara signifikan.
“Penyelamatan pangan memerlukan komitmen dan kolaborasi lintas sektor. Diperlukan sinergi dengan semua pihak, baik di pusat maupun daerah,” ujar Sekretaris Utama Bapanas, Sarwo Edhy, dalam sambutannya pada acara Launching Mobil Penyelamatan Pangan 2025 di Jakarta, Kamis (16/10/2025).
Sarwo menegaskan bahwa pengurangan SSP bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga kerja bersama seluruh pemangku kepentingan, mulai dari dunia usaha, lembaga sosial, hingga masyarakat.
Sejak tahun 2022, Bapanas telah memperluas kerja sama dengan dunia usaha dan lembaga sosial pangan. Hingga 2025, Bapanas telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan enam asosiasi di bidang ritel, perhotelan, restoran, katering, industri pangan, dan pusat perbelanjaan, serta tiga bank pangan dan penggiat selamatkan pangan.
Direktur Kewaspadaan Pangan Bapanas, Nita Yulianis, menjelaskan bahwa kemitraan tersebut terus berkembang dari tahun ke tahun.
“Badan Pangan Nasional telah menandatangani kerja sama ini sejak tahun 2023 dengan enam mitra swasta. Alhamdulillah, pada tahun 2025 jumlahnya meningkat. Dalam periode RPJMN 2025–2029 ini, kami berharap kolaborasi ini menginspirasi asosiasi lainnya untuk ikut bergerak,” terang Nita.
Bapanas kini menandatangani kerja sama baru dengan 19 mitra tambahan, terdiri dari sembilan asosiasi sektor pangan, ritel, dan horeka seperti APRINDO, HIPPINDO, GAPMMI, APJI, IBCSD, PPJI, APPBI, APSAI, dan IHGMA, serta sepuluh bank pangan dan komunitas penyelamat pangan, antara lain Foodbank of Indonesia (FOI), Food Bank Bandung, Gita Pertiwi, Svarna Loka, Aksata Pangan, Ruang Pangan, Berbagi Bites Jogja, Rumoh Pangan, Bilik Pangan, dan Food Bank Kita.
Sebagai bentuk dukungan nyata di daerah, Bapanas menyerahkan lima unit kendaraan penyelamatan pangan kepada Provinsi Sumatra Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur. Penyerahan dilakukan bertepatan dengan peringatan Hari Pangan Sedunia 2025.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat, Linda Al Amin, menyampaikan apresiasinya atas dukungan tersebut.
“Atur nuhun Bapanas atas pemberian mobil penyelamatan pangan. Semoga kami di Jawa Barat dapat lebih meningkatkan penyelamatan pangan untuk mendukung gerakan Stop Boros Pangan, dan mudah-mudahan program ini bermanfaat bagi masyarakat Jawa Barat. Atur nuhun,” ujarnya.
Selain itu, Bapanas juga mengembangkan platform Stop Boros Pangan (SBP) sebagai sistem pelaporan dan pendataan kegiatan penyelamatan pangan oleh berbagai pihak, mulai dari pelaku usaha, lembaga sosial, hingga pemerintah daerah. Melalui platform ini, setiap aksi penyelamatan pangan dapat dimonitor dan dikonversi menjadi data kuantitatif yang transparan dan terintegrasi.
Indonesia, kata Sarwo, berkomitmen mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) ke-12 poin ke-3, yang menargetkan pengurangan susut dan sisa pangan hingga 50 persen per kapita di tingkat ritel dan konsumen pada tahun 2030.
“Kami berharap langkah bersama ini dapat memperkuat ketahanan pangan nasional sekaligus menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk tidak boros pangan,” pungkas Sarwo.

