Minggu, Agustus 17, 2025

BKKBN Dorong Kolaborasi untuk Percepatan Penurunan Stunting Nasional

Share

PanenTalks, Jakarta-Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Wamen Kekendukbangga)/BKKBN, Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, menegaskan bahwa penurunan angka stunting di Indonesia bukan hanya persoalan gizi, tetapi tantangan multidimensi yang harus ditangani sejak masa pra-kehamilan.

“Untuk menuju Generasi Emas 2045, bukan hanya bicara perubahan. Kini saatnya kita melangkah bersama, dari data ke kebijakan, dari ide ke aksi nyata,” ujar Isyana, dalam keterangannya di Jakarta.

Menurutnya, stunting mencerminkan kompleksitas persoalan—mulai dari kesehatan ibu dan anak, kondisi sosial, hingga faktor ekonomi. “Upaya penurunannya harus dilakukan secara lintas sektor dan berkesinambungan,” tegasnya.

Dalam forum tersebut, Isyana menyampaikan bahwa generasi unggul harus dipersiapkan sejak dalam kandungan. Oleh karena itu, intervensi pencegahan stunting harus dimulai jauh sebelum kehamilan, khususnya bagi remaja putri dan calon pengantin.

“Semua itu tidak dapat dicapai tanpa dukungan keluarga yang terencana. Karena itu, sinergi antara intervensi gizi spesifik dan penguatan program Keluarga Berencana menjadi kunci melahirkan generasi unggul,” jelasnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa prevalensi stunting di Indonesia berhasil turun dari 21,5 persen pada 2023 menjadi 19,8 persen di tahun 2024. Namun, pekerjaan besar masih menanti.

“Tantangan kita belum selesai. Kita butuh langkah yang lebih terarah dan kolaborasi yang lebih kuat ke depan,” katanya.

Forum Kaji Reka kali ini membahas tiga isu krusial yang saling berkaitan dalam siklus kehidupan keluarga: praktik pemberian ASI eksklusif yang masih menghadapi tantangan di masyarakat, percepatan penurunan stunting di kawasan Indonesia Timur yang memerlukan pendekatan lokal, serta ketersediaan alat dan obat kontrasepsi (alokon) sebagai fondasi layanan KB yang adil dan merata.

Isyana menegaskan pentingnya kolaborasi antarpihak dalam penyusunan kebijakan yang berdampak langsung bagi keluarga Indonesia.

“Kegiatan ini sungguh merupakan momen istimewa. Di sinilah kolaborasi intelektual dan kepemimpinan strategis dari para SDM potensial BKKBN diwujudkan untuk merumuskan kebijakan yang berdampak nyata,” ujarnya.

Ia juga menekankan bahwa hasil dari forum ini harus menjadi pemicu langkah konkret.

“Dengan semangat kolaborasi dan berbasis bukti ilmiah, mari kita jadikan hasil kajian ini sebagai pemacu kemajuan, bukan sekadar dokumentasi belaka,” pungkasnya.

Melalui forum ini, Kementerian berharap lahir kebijakan aplikatif yang relevan dan berbasis bukti, demi mempercepat pencapaian target penurunan stunting dan kesuksesan program Bangga Kencana secara nasional.

Read more

Local News