Senin, Agustus 18, 2025

Dari Papua untuk Merah Putih

Share

PanenTalks, Jakarta – Senyumnya tak pernah lepas sejak pagi itu. Queensy Inggrid Safkaur, siswi kelas XII SMAN 8 Kota Kediri, berdiri tegak di tengah lapangan dengan langkah penuh percaya diri. Remaja asal Kabupaten Maybrat, Papua Barat Daya, itu mendapat kehormatan besar, menjadi pembawa baki bendera pusaka dalam upacara HUT Republik Indonesia ke-80 di halaman kantor Kemendikdasmen, Jakarta, Minggu (17/8).

“Perasaan saya sangat senang dan bahagia karena bisa bertugas sebagai anggota Paskibra. Dengan tugas saya sebagai pembawa baki, saya bangga pada diri saya bahwa saya bisa. Apalagi saya juga bisa bertemu langsung dengan ketiga Menteri, yakni Pak Abdul Mu’ti, Pak Brian Yuliarto, dan Pak Fadli Zon. Itu pengalaman yang membuat saya semakin termotivasi,” ungkap Queensy penuh semangat.

Queensy bukan satu-satunya yang mendapat kesempatan berharga ini. Bersamanya ada puluhan siswa penerima Beasiswa Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) yang terpilih menjadi Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra). Mereka datang dari berbagai daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar), Papua, serta anak-anak repatriasi pekerja migran.

Salah satunya adalah Allmendo Hendrik Rumaropen (Aldo), siswa kelas XII SMAN 1 Jawilan, Banten, yang berasal dari Kepulauan Yapen (Serui), Papua. Aldo dipercaya sebagai penahan bendera di posisi tengah.
“Saya senang sekali bisa mengikuti acara yang sangat meriah ini. Ini menjadi salah satu kebanggaan buat diri saya sendiri,” katanya dengan wajah sumringah.

Bagi Aldo, awalnya bergabung dengan Paskibra adalah cara untuk melatih disiplin, mental, dan fisik. Namun setelah melewati proses latihan hingga puncak peringatan kemerdekaan, ia menemukan makna lebih besar. “Kami bisa saling mengenal meskipun berbeda daerah. Itu pembelajaran terbaik bagi saya,” tambahnya.

Kebersamaan itu juga dirasakan Queensy yang kini membawa pesan khusus untuk generasi muda.

“Generasi muda bisa mengisi hari kemerdekaan dengan kegiatan yang bukan hanya seru, tapi juga berdampak positif. Misalnya ikut lomba rakyat,” ujarnya.

Kisah Queensy, Aldo, dan rekan-rekan Paskibra ADEM adalah pengingat sederhana bahwa kemerdekaan bisa dirayakan dengan cara yang berbeda: ada yang bersorak di lomba panjat pinang, ada yang berdiri tegak mengibarkan Sang Merah Putih. Namun semangatnya tetap sama: mengisi kemerdekaan dengan bangga dan penuh makna.

Dalam sambutannya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menyampaikan pesan Presiden Prabowo Subianto.

“Presiden mengajak seluruh elemen bangsa Indonesia menunaikan janji kemerdekaan: merdeka dari kebodohan, merdeka dari kemiskinan, dan merdeka dari ketergantungan. Kita bersatu demi Indonesia yang berdaulat, adil, dan makmur,” tegasnya.

Ia menutup dengan semangat untuk generasi muda. “Manusia yang merdeka adalah mereka yang memiliki asa, cita-cita, dan kegigihan untuk meningkatkan kualitas diri dengan semangat belajar sepanjang hayat, teguh pendirian, menjaga identitas budaya, cinta alam, dan kasih sayang kepada umat manusia.”

Read more

Local News