PanenTalks, Yogyakarta – Dinner Kebhinekaan, sebuah acara jamuan makan malam penuh makna menjadi bagian dari rangkaian Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XI Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI). Acara ini berlangsung pada Rabu, 6 Agustus 2025 di Playground Taman Pintar Yogya. Kepala daerah dari 58 Kota dan Kabupaten yang merupakan anggota JKPI turut hadir dalam momentum istimewa ini.
Jamuan makan malam menghadirkan berbagai menu khas Nusantara, sebagai representasi kekayaan kuliner dari berbagai daerah di Indonesia. Dekorasi dan hiburan pun mengusung tema budaya tradisional, memberikan suasana hangat dan berkesan bagi seluruh tamu.
Wali Kota Yogya, Hasto Wardoyo mengatakan bahwa acara ini bukan sekadar jamuan makan malam. Tetapi merupakan simbol penghormatan dan keramahtamahan kepada para delegasi dari berbagai daerah.
Lebih dari itu, lanjutnya, acara ini menjadi ruang ekspresi dan perayaan nilai-nilai kebersamaan dan keberagaman budaya. Serta semangat persatuan dalam bingkai kebhinekaan Indonesia.
“Dinner Kebhinekaan adalah momentum penting. Untuk menegaskan bahwa meski kita berasal dari berbagai daerah dengan latar belakang budaya yang berbeda, kita tetap satu dalam semangat menjaga dan merawat warisan budaya bangsa. Inilah kekuatan kita sebagai bangsa Indonesia,” ujarnya.
Gong Perdamaian Dunia
Hasto menjelaskan pemilihan Taman Pintar Yogya sebagai lokasi acara bukan tanpa alasan. Taman Pintar berada di pusat Kota Yogya berjarak sangat dekat dari ikon pariwisata dan budaya Malioboro. Taman Pintar juga memiliki nilai historis dan simbolis yang tinggi.
“Di Taman Pintar berdiri Gong Perdamaian Dunia,” ujarnya.
Gong ini, tambahnya, memuat simbol lima agama resmi di Indonesia, 33 lambang provinsi, dan 444 lambang kabupaten/kota di seluruh Tanah Air.
“Dengan latar tersebut, Taman Pintar bukan hanya menjadi tempat edukasi dan rekreasi, melainkan juga representasi nyata dari nilai-nilai kebhinekaan yang menjadi roh dalam acara ini,” ungkapnya.
Usai jamuan makan malam, para tamu menuju area Indonesia Street Performance (ISP) yang berlangsung di Titik Nol Kilometer Yogya, sebuah ruang publik yang sangat ikonik dan strategis sebagai pusat kegiatan budaya dan kebangsaan. (*)