PanenTalks, Yogyakarta – Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta tengah melakukan inisiasi kerja sama dengan maskapai asal Tiongkok, Hainan Airlines dan Long Air. Hal ini terkait dengan rencana pembukaan jalur penerbangan langsung (direct flight) dari Yogyakarta.
Program ini mencakup dua program besar, yakni pemberangkatan jemaah umrah langsung dari Yogyakarta menuju Jeddah. Serta meningkatkan kedatangan wisatawan mancanegara (inbound tourism).
Selama ini, jemaah umrah dari Kota Yogyakarta dan sekitarnya harus terlebih dahulu transit di Jakarta sebelum berangkat ke Tanah Suci. Dengan adanya kerja sama ini, harapannya penerbangan bisa terbang langsung dari Bandara Yogyakarta Internasional Airport (YIA).
Penerbangan akan transit di Tiongkok, sebelum lanjut menuju Jeddah. Skema tersebut bisa mengefisienkan biaya perjalanan. Jemaah tidak lagi perlu menanggung biaya tambahan untuk menginap di Jakarta.
“Potensi jemaah umrah dari Yogyakarta dan wilayah sekitarnya, termasuk Jawa Tengah bagian selatan sangat besar. Pasarnya bisa mencapai lebih dari 20 juta orang per tahun. Ini yang ingin kita garap melalui kolaborasi inovatif,” kata Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan usai kegiatan Business Matching Travel, di Mampeer Coffee and Me Jawa, Bantul.
Selain membahas mengenai umrah, kerja sama ini juga bertujuan untuk mendukung sektor pariwisata dan ekonomi lokal.
“Selama ini, wisatawan mancanegara yang datang dari luar negeri lebih banyak masuk melalui Bali. Mereka baru melanjutkan perjalanan ke Yogyakarta,” kata wakil wali kota.
“Dengan adanya direct flight dari Tiongkok ke Yogyakarta, kita berharap wisatawan asing dapat langsung menjadikan Yogyakarta sebagai destinasi utama sebelum ke Bali,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Wahyu Hendratmoko mengungkapkan, data menunjukkan bahwa rata-rata lama tinggal dan tingkat pengeluaran wisatawan mancanegara lebih tinggi. Bahkan bisa tiga hingga empat kali lebih besar daripada wisatawan domestik.
“Spending wisatawan mancanegara di Kota Yogyakarta tahun 2024 tercatat sekitar Rp11 juta per orang. Sementara wisatawan domestik hanya sekitar Rp2,3 juta. Jika inbound tourism meningkat, potensi perputaran ekonomi bisa mencapai puluhan miliar rupiah,” kata dia.
Belanjut ke Pembahasan Teknis
Selanjutnya, menanggapi hal tersebut, Director Shintian Jaya Aviasi, Emerson Lo Vun Zet, yang menegaskan pentingnya keberlanjutan penerbangan. Pihaknya siap menjadi mitra strategis dalam perencanaan ini.

“Penerbangan setidaknya minimal tiga kali seminggu agar bisa sustain. Dengan kapasitas narrow body sekitar 160 kursi, potensi pergerakan penumpang per minggu bisa mencapai hampir 500 orang. Dalam jangka dua tahun, dampak ekonominya bisa sangat signifikan,” ujarnya.
Selanjutnya, salah satu pelaku usaha yang merupakan, Managing Director Trend Tour and Travel, Edwin Himna mendukung program tersebut. Ia berharap, kerjasama ini akan berlanjut ke pembahasan teknis.
Dengan demikian proses perizinan dengan otoritas terkait berjalan lancar. Namun pihaknya, optimistis penerbangan langsung umrah sekaligus ini dapat segera terwujud dalam waktu dekat.
Tambahnya, dengan hadirnya Hainan Airline otomatis harapannya akan semakin banyak wisatawan Cina nantinya juga bisa masuk ke Kota Yogyakarta.
“Alhamdulillah sudah ada titik terang. Harapannya, selain melayani jemaah umrah, penerbangan ini juga membuka peluang ekspor produk lokal Yogyakarta serta meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara, khususnya dari Tiongkok,” katanya. (*)