PanenTalks, Jembrana – Koperasi Kakao Kerta Semaya Samaniya (KSS) di Jembrana, Bali, berhasil menembus pasar internasional dengan produk kakao fermentasi.
Prestasi ini menandai keberhasilan program Desa BISA Ekspor, sebuah inisiatif yang digagas oleh Kementerian Keuangan melalui Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).
Pada peluncuran program yang digelar di Jembrana, baru-baru ini,Menteri Perdagangan RI, Budi Santoso, secara simbolis melepas ekspor kakao fermentasi senilai Rp12,4 miliar ke Prancis.
Ekspor ini menjadi bukti nyata kesiapan Desa Devisa Kakao Jembrana yang melibatkan 609 petani dari 13 desa, di mana 14 persennya adalah perempuan. Produk kakao fermentasi Jembrana kini telah diekspor ke berbagai negara, termasuk Prancis, Jerman, Belanda, Belgia, Jepang, dan Australia.
Menteri Perdagangan Budi Santoso menegaskan program ini merupakan wujud kolaborasi multi-pihak antara Kementerian Perdagangan, Kementerian Desa, Kementerian Pertanian, LPEI, dan sektor swasta seperti Astra.
“Tujuan kami adalah memperluas akses ekspor bagi produk unggulan desa,” ujar Budi melansir jembranakab.go.id.
Ia menyebutkan, pemerintah telah memetakan ribuan desa di Indonesia dan sekitar 700 desa di antaranya dinilai siap untuk Ekspor.
Bagi yang sudah siap, pemerintah akan memfasilitasi dengan pembeli internasional melalui perwakilan dagang di 33 negara.
Sementara desa yang belum siap, akan mendapat pendampingan melalui pelatihan, desain produk, dan standarisasi.Budi juga menyoroti pentingnya hilirisasi produk desa untuk meningkatkan nilai tambah.
“Kita akan bantu koperasi-koperasi seperti KSS agar mampu masuk ke pasar produk jadi, meskipun secara bertahap,” tambahnya, melihat Koperasi KSS Jembrana sebagai percontohan yang berhasil.
Dukungan Pusat dan Daerah untuk Kemajuan Desa Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Wamendes PDT), Ahmad Riza Patria, mengapresiasi sinergi yang terjalin antara berbagai pihak.
“Kalau desa maju, Indonesia pasti maju. Kita punya potensi besar dari hasil pertanian, budaya, hingga inovasi kreatif,” ujarnya.Riza menekankan pentingnya menjalankan program dengan prinsip 3T: Terbaik, Terbanyak, dan Tercepat.
Kualitas produk harus terbaik, jumlahnya banyak, dan cepat masuk ke pasar, yang pada akhirnya akan membuka lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan, bersama Wabup I Gede Ngurah Patriana Krisna, menyatakan komitmennya untuk terus mendampingi masyarakat agar mampu bersaing di tingkat global.
Mereka berharap Jembrana dapat menjadi pionir desa ekspor yang berdaya saing tinggi.(*)