Senin, Agustus 18, 2025

KLHK Kunjungi Kulon Progo, Pengelolaan Sampah Sejak Dini

Share

PanenTalks, Kulon Progo – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melakukan percepatan pencapaian target nasional pengelolaan sampah. Hal ini merupakan tindak lanjut arahan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang menargetkan pengelolaan sampah 100 persen pada tahun 2029.

Vinda Damayanti, Direktur Pemulihan Lahan Terkontaminasi dan Tanggap Darurat Limbah B3 dan Non B3 Kementerian Lingkungan Hidup menyatakan hal tersebut saat melakukan kunjungan pendampingan pengelolaan sampah ke Kulon Progo.

Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), timbulan sampah nasional pada tahun 2023 mencapai sekitar 65 juta ton. Namun baru 39 persen yang pengelolaannya telah sesuai ketentuan.

“Sekitar 61 persen sampah masih belum terkelola dengan baik. Termasuk sampah yang dibuang langsung ke lingkungan maupun ke tempat pembuangan akhir (TPA) dengan sistem open dumping,” jelas Vinda, Rabu (13/8) di Ruang Menoreh, Kompleks Pemkab Kulon Progo.

Sesuai target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2029, pengelolaan sampah harus mencapai 100 persen.

“Dalam rangka inilah, kami turun ke semua kabupaten/kota untuk bersama-sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Kami melakukan pendampingan penyusunan roadmap pengelolaan sampah menuju target tersebut,” ungkapnya.

Untuk Kulon Progo, timbulan sampah per hari mencapai sekitar 200 ton. Dari jumlah tersebut, sekitar 45 persen sudah dikelola, sehingga masih terdapat selisih 51 persen yang perlu penanganan lebih lanjut.

“Sekitar 50 persen sampah di Indonesia merupakan sampah organik domestik, dan setengah dari jumlah itu berasal dari rumah tangga. Dengan lahan yang masih luas, kami berharap masyarakat dapat mengolah sampah di rumah melalui komposting atau budidaya maggot untuk mengurangi volume sampah. Serta pengelolaan mandiri oleh sektor hotel, restoran, dan kafe,” ungkapnya.

Pengelolaan Sampah Berbasis Komunitas

Sementara itu, Bambang Suwerda, Tenaga Ahli Menteri Lingkungan Hidup memaparkan upaya Menteri Lingkungan Hidup dalam mengelola sampah secara nasional dan percepatan realisasi bank sampah.

“Kami terus berkolaborasi dengan teman-teman pengiat lingkungan hidup, kalau di Kulon Progo dengan JPSM (Jejaring Pengelola Sampah Mandiri) Kulon Progo dalam pengelolaan sampah berbasis komunitas,” katanya.

“Kemudian untuk Bandara YIA pengelolaannya ada di tangan Angkasa Pura I, dengan Bagian Environment. Kebijakan ke depan yang mereka terapkan itu sangat bagus, terutama kepada penggiat sampah di Kabupaten Kulon Progo. Mereka berkolaborasi dalam penanganan sampah di wilayah bandara,” jelas Bambang.

Lebih lanjut, Bambang menambahkan program ke depan akan membuat atau membuka Gerai UMKM. Sehingga penggiat sampah di Kulon Progo ini mendapat ruang untuk display kraft atau kerajinan hasil pengelolaan sampah bisa di Bandara.

“Ini sangat mendukung gerakan 3R (Reduce, reuse, recycle) yang berprinsip pada pengelolaan sampah yang bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan,” katanya.

Batasi Kuantitas Sampah

Pada kesempatan tersebut turut hadir Bupati Kulon Progo, Agung Setyawan. Bupati menyampaikan apresiasi kepada Tim KLHK yang telah hadir untuk melakukan pendampingan. Agung juga menyebut permasalahan sampah harus mendapat penanganan sejak dini. Agar tidak berkembang menjadi persoalan besar di kemudian hari.

Bupati Kulon Progo, Agung Setyawan saat menerima kunjungan tim KLHK. (dok:pemkabulonprogo)

“Sebelum TPA Banyuroto menjadi persoalan besar, kami sudah memutuskan untuk membatasi kuantitas sampah yang masuk. Penataan kami mulai dari skala kecil di Kalurahan dan Kapanewon. Dengan target semua Kapanewon memiliki incinerator, TPS 3R, pengelolaan kompos, bahkan teknologi magot jika memungkinkan,” ujarnya.

Agung juga menyoroti potensi timbulan sampah di kawasan utara Kulon Progo yang tengah berkembang sebagai destinasi wisata. Ia menilai, pengelolaan sampah yang baik di kawasan wisata penting untuk menjaga estetika dan kenyamanan pengunjung, sekaligus mencegah pencemaran lingkungan.

“Pemkab berencana memanfaatkan teknologi incinerator dengan sistem pengendalian polusi udara yang lebih baik. Teknologi ini mampu mengolah sampah dengan biaya yang relatif terjangkau sehingga dapat diterapkan di berbagai pasar di Kulon Progo,” terang Agung.

Ia juga mengapresiasi dukungan sektor usaha Hotel, Restoran, dan Kafe yang sudah mulai memilah sampah plastik. “Bahkan ada yang sudah memanfaatkan limbah makanan hotel untuk pakan maggot,” ungkapnya.

Kunjungan dari Tim KLHK menjadi momentum penting bagi Kulon Progo untuk membuktikan bahwa pengelolaan sampah bukan sekadar kewajiban. Melainkan investasi masa depan, demi lingkungan yang bersih, sehat, dan lestari. (*)

Read more

Local News