PanenTalks, Yogyakarta – Program ‘One Village One Sister University‘ dari Pemkot Yogyakarta mendorong satu perguruan tinggi bisa berdampak kepada masyarakat dalam satu kampung.
Pelibatan perguruan tinggi terutama bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat ini harapannya dapat mempercepat pengembangan kampung dan pembangunan sumber daya manusia di Kota Yogyakarta.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo menyampaikan hal tersebut saat menjadi narasumber seminar Nasional Online Hasil Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD).
Seminar mengangkat tema Integrasi Teknologi dan Inovasi melalui Program PkM mewujudkan Kampus Berdampak. Hasto menyambut baik seminar itu. Termasuk kerja sama antara Pemkot Yogyakarta dengan UAD dan sudah ada nota kesepakatan bersama.
“Saya membuat suatu program ‘One Village One Sister University‘ yang mana perguruan tinggi akan berdampak terhadap satu kampung,” kata Hasto, Sabtu, 9 Agustus 2025.
Tema Terkait Lingkungan
Hasto menyatakan terkait program ‘One Village One Sister University’ mewajibkan tiap kampung harus memiliki tema. Khususnya terkait dengan lingkungan, karena di Kota Yogyakarta sampah masih jadi masalah.
Oleh sebab itu tema wajibnya adalah kesehatan dan kebersihan lingkungan, perilaku hidup sehat dan tema-tema lainnya sesuai prodi-prodi di UAD. Tema-tema yang ada bisa menyesuaikan fakultas yang ada.
“Sudah ada fakultas yang tandem dengan pemkot. Misalnya 400 mahasiswa baru mendampingi 400 Kepala Keluarga selama 4 tahun. Membuat surveilance kondisi kehidupan kemiskinan dan perilaku produktif dan konsumsi keluarga,” ucapnya.
Selain itu, Pemkot Yogyakarta punya data keluarga yang lengkap, nama, alamat, kondisi kesehatan, dan ekonomi. Oleh karena itu ke depan Pemkot Yogyakarta bisa menjadi material research bagi perguruan tinggi.
Pemkot Yogyakarta tidak ingin mendapat manfaat dari perguruan tinggi, tapi juga ingin membantu menyelesaikan permasalahan mahasiswa dan perguruan tinggi untuk tema-tema riset.
“Kami juga punya problem masalah sampah di sungai belum bersih. Fakultas psikologi dan kesehatan lingkungan perguruan tinggi tentu bisa mengubah perilaku masyarakat dalam mengelola sampah dan lingkungan,” ujar Hasto.
“Itu bisa kita implementasikan agar berdampak di Kota Yogyakarta. Saya optimistis kita bersama perguruan tinggi bisa mengubah wajah kota. Menjadi lebih sehat lingkungan lebih baik dan manusia lebih produktif,” katanya.

Sinergi Pemkot dan Kampus
Sementara itu Rektor UAD Prof. Dr. Muchlas menyampaikan seminar dengan tema Integrasi Teknologi dan Inovasi melalui Program PkM mewujudkan Kampus Berdampak adalah tema yang menarik karena menempatkan pengabdian masyarakat sebagai tujuan utama UAD. Hal itu sudah tertuang dalam rencana strategi UAD untuk melaksanakan program-program berbasis pengabdian masyarakat.
“Kita hendaknya menjadi pelaku akademi yang menciptakan karya melakui catur dharma perguruan tinggi dan harus memperhatikan dampak. Kemendikti Saintek telah mencanangkan Kampus Berdampak,” ucap Prof Muchlas.
Pihaknya berharap kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan berbasis inovasi dan teknologi dan muaranya adalah bisa memberikan manfaat dan berdampak yang luas.
Beberapa program kerja sama dengan Pemkot Yogyakarta dan pengabdian masyarakat yang dilakukan UAD antara lain program segoro bening penanganan stunting di Wirobrajan, membantu mendata koperasi sehat dan kurang sehat serta inventarisasi data lansia dan disabilitas.
Di samping itu Pemkot Yogyakarta dan UAD memiliki kerja sama dalam membina 3 kampung secara tematik. (*)