PanenTalks, Yogyakarta – Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, secara resmi membuka Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Kota Yogyakarta 2025 di Gereja Katolik Hati Kudus Tuhan Yesus Pugeran, Sabtu, 9 Agustus 2025. Acara pembukaan berlangsung hangat dan meriah, lantunan lagu rohani yang mengalun indah dari para peserta, menghadirkan suasana penuh sukacita dan kebersamaan di dalam gereja.
Acara ini terselenggara oleh Penyelenggara Katolik Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta yang bekerja sama dengan Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Daerah (LP3KD) Kota Yogyakarta.
Dengan dukungan dari Pemerintah Kota Yogyakarta serta Komisi Liturgi Kevikepan Yogyakarta Timur. Lebih dari sekadar lomba, Pesparani menjadi wadah pembinaan iman, pemersatu umat, dan penguat toleransi di Kota Yogyakarta.
Hasto Wardoyo menegaskan bahwa paduan suara bukan hanya sekadar bernyanyi bersama. Tetapi memiliki makna yang lebih dalam seperti menyatukan visi dan misi kehidupan.
“Paduan suara bukan sekadar nyanyi bareng, tapi nyanyi terpadu. Harapan saya, makna di balik paduan suara ini dapat memadukan visi misi kita, sehingga kerukunan antarumat beragama dan kerukunan di dalam umat Katolik itu sendiri terjalin dengan baik,” kata Hasto.
“Di Yogyakarta ada tujuh paroki yang bisa bersatu padu dalam satu kegiatan yang tidak membeda-bedakan. Saya kira kegiatan berkesenian adalah tempat atau kegiatan yang tidak membedakan latar belakang orang sehingga kebersamaan di dalam berbudaya menjadi suatu wadah untuk bisa manjing ajur ajer,” ujarnya.

Sejak pagi, umat dari tujuh paroki yang hadir dengan busana terbaik mereka telah memadati Gereja Pugeran. Warna-warni pakaian paduan suara, senyum ramah, dan sapa hangat antar peserta menambah kesan persaudaraan.
Menurut Hasto, momen penting untuk mempertemukan umat dari berbagai latar belakang, menyuarakan nilai iman, dan mempererat persaudaraan.
Maju Ke Tingkat Provinsi
Sementara itu, Romo Vikep Yogyakarta Timur, Romo Adrianus Maradiyo, Pr, menambahkan bahwa harmoni adalah kunci dalam paduan suara.
“Dalam bahasa Jawa, suara itu harus ‘kempel‘, tidak pecah. Selain paduan suara, ada lomba-lomba lain seperti tutur Kitab Suci yang menjadi sarana bagi anak-anak untuk lebih memahami Kitab Suci dan ajaran Gereja. Pemenang lomba akan lanjut ke Pesparani tingkat provinsi,” ungkapnya.
Sebanyak 333 peserta mengikuti Pesparani Kota Yogyakarta 2025. Mereka terbagi dalam kategori lomba Tutur Kitab Suci Anak, Cerdas Cermat Rohani, Menyanyikan Mazmur, dan Paduan Suara. (*)