PanenTalks, Yogyakarta – Rapat Koordinasi Pengendalian (Rakordal) Triwulan II Tahun 2025 Pemerintah Daerah DIY mengangkat tema “Penguatan Ketahanan Pangan di DIY, melalui Transformasi dan Optimalisasi Lumbung Mataraman”. Kegiatan ini berlangsung di Gedhong Pracimasana, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Selasa (29/7). Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman turut hadir bersama dengan kepala daerah se-DIY.
Rakordal menjadi forum evaluasi capaian pembangunan sekaligus dialog strategis antara pusat dan daerah. Dalam sesi narasi pembangunan, Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman memaparkan pentingnya penguatan sektor pangan nasional dan mendorong agar setiap daerah mempercepat pembangunan infrastruktur pertanian, termasuk irigasi dan embung.
“Pertanian adalah kunci. Kalau sektor ini bangkit, kita bisa menekan kemiskinan dan pertumbuhan bisa naik hingga 6 atau 7 persen. Seluruh potensi irigasi di Jogja, termasuk pompanisasi dan perpipaan, akan kita anggarkan tahun depan,” tegas Menteri Amran.
Ia juga menambahkan bahwa kementeriannya telah menyiapkan alokasi Rp2 triliun untuk mendukung irigasi di seluruh Indonesia pada tahun depan dan akan menyerahkan 100 unit hand tractor ke DIY tahun ini.
Gunungkidul Kekurangan Air
Dalam forum tersebut, Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih memanfaatkan kesempatan untuk menyampaikan tantangan konkret di Kabupaten Gunungkidul, khususnya terkait penyelesaian program pembangunan sumur pertanian.
“Pada 3 Juni 2024, Presiden Prabowo meresmikan program pembangunan sumur pertanian di Gunungkidul. Dari rencana 57 titik, baru 15 yang beroperasi dan mampu mengairi 6.254 hektare lahan. Namun 37 titik lainnya yang mencakup lebih dari 5.000 hektare hingga kini belum dapat bisa lanjut,” ujar Endah.

Bupati Gunungkidul juga menyoroti kondisi geografis Gunungkidul yang cukup menantang, dengan luas bentang alam karst mencapai 75 ribu hektare, yang berdampak pada ketersediaan air bagi pertanian. Meski demikian, Gunungkidul tetap menunjukkan kontribusi kuat dalam ketahanan pangan DIY.
Menteri Amran langsung merespons persoalan tersebut. Ia meminta jajarannya untuk segera menindaklanjuti dan menyusun anggaran. “Masalah air itu vital. Kita harus menyelesaikan hal ini. Irigasi ini kita anggarkan,” ujarnya.
Penyerahan penghargaan juga menjadi agenda lain dalam rakordal ini. Gunungkidul meraih peringkat 4 dalam aksi konvergensi penurunan stunting 2024 dengan skor 87,60. Selain itu Kalurahan Bunder, Kapanewon Patuk, Gunungkidul, meraih Juara 3 Lomba Kalurahan/Kelurahan Tingkat DIY 2025 dengan tema Ketahanan Pangan, dan mendapat uang pembinaan Rp45 juta.
Rapor Pemkot Yogyakarta
Sementara itu, Pemerintah Kota Yogyakarta menyebutkan realisasi kinerja fisik Pemkot Yogyakarta sampai triwulan II 2025 meraih capaian tertinggi dari empat kabupaten lain di DIY. Hal itu menunjukan kinerja fisik Pemkot Yogyakarta terjaga atau berada pada jalur yang benar. Pemkot Yogyakarta berkomitmen untuk terus meningkatkan kinerja dan mencapai target sampai akhir tahun.
Dalam rapor kinerja Pemkot Yogyakarta, tercatat realisasi kinerja fisik sampai triwulan II tahun 2025 mencapai 55,41 persen. Sedangkan realisasi kinerja keuangan triwulan II tahun 2025 sebesar 38,26 persen. “Kita ini hanya menyamakan antara target dan realisasi saja secara konsisten. Jadi mungkin kita keep on track (tetap pada jalurnya),” kata Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo.

Menurutnya capaian kinerja itu tidak lepas dari evaluasi rutin atas serapan dan target kinerja di masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD) Pemkot Yogyakarta. Hasto mencontohkan kinerja fisik dari Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman yang sempat tertinggal.
“Kita memberikan tenggat waktu untuk mencari dan mengatasi kelemahan-kelemahan kinerja fisik dan serapan anggaran. Kemudian kita cari solusi bersama terhadap persoalan yang masih menghambat untuk mengejar target kinerja,” jelas Hasto.
Menurut Hasto setiap sebulan sekali pihaknya melakukan evaluasi. Masing-masing OPD melaporkan rapor target dan serapannya. Pemkot menargetkan akhir tahun semuanya pembangunan infrastruktur telah selesai.
“Target selanjutnya kita di akhir tahun pasti “gaspol” karena targetnya tanggal 15 Desember sudah close, keuangan sudah selesai. Pembangunan infrastruktur yang sekarang belum mulai harus betul-betul secepatnya. Itu saya pantau seperti ada pembangunan perumahan di pinggir Kali Gajah Wong ada yang baru mulai. Yang kritis-kritis saya pantau,” terangnya. (*)