Sabtu, September 27, 2025

Rawan Bencana, Gunungkidul Siapkan Shelter Evakuasi

Share

PanenTalks, Gunungkidul – Sebagai daerah berpotensi rawan bencana, Pemkab Gunungkidul membangun shelter bencana di sejumlah titik beresiko tinggi terhadap bencana. Nantinya gedung ini menjadi tempat evakuasi warga saat terjadi bencana, terutama di wilayah rawan longsor.

Pemkab tak ingin mengulangi tragedi longsor tragis pada 2022 di Dusun Blembem, Candirejo, yang merenggut dua nyawa dan melukai satu korban lainnya. Mereka membangun tiga shelter pengungsian di titik-titik rawan bencana, salah satunya di Kalurahan Candirejo, Kapanewon Semin.

Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih meninjau pembangunan shelter tersebut pada Senin, (28/7). Ia menegaskan bahwa pemerintah mengambil pelajaran pahit dari kejadian masa lalu dan bertekad menghadirkan perlindungan nyata bagi warganya.

“Shelter ini lahir dari rasa duka yang mendalam akibat bencana longsor 2022. Kita tidak ingin kehilangan nyawa lagi hanya karena tidak siap,” kata Bupati.

Anggaran Pembangunan Shelter

Shelter tersebut berdiri di atas lahan milik Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, dengan total anggaran sebesar Rp650 juta dari APBD. Pembangunan sendiri berlangsung dalam dua tahap.

Tahap pertama pada 2024 menghabiskan anggaran lebih dari Rp467 juta, dan tahap kedua senilai Rp198 juta pada tahun 2025. Luas bangunan mencapai 220 meter persegi dan mampu menampung hingga 90 orang. Fasilitas di dalamnya cukup lengkap, termasuk dapur dan kamar mandi bersih.

“Kita ingin shelter ini juga hidup di masa damai. Warga bisa menggunakannya untuk senam pagi, rapat PKK, hingga olahraga bulutangkis. Jadi tidak hanya jadi bangunan sunyi yang menunggu bencana,” ungkap Bupati.

Satu Kalurahan Satu Shelter

Kepala Dinas PUPR Gunungkidul, Rakhmadian Wijayanto, menyebutkan bahwa shelter ini merupakan salah satu dari tiga shelter yang pembangunannya berlangsung di tahun ini. Target jangka panjangnya, Pemkab Gunungkidul ingin menghadirkan 144 shelter di seluruh kalurahan se-Kabupaten.

“Ini adalah shelter perdana di Candirejo yang sudah hampir selesai, progresnya di atas 90 persen. Harapannya awal Agustus sudah bisa berfungsi,” ujar Rakhmadian.

“Ke depan kita akan membuat perjanjian kerja sama agar gedung ini terpelihara. Bahkan bisa menjadi tempat untuk kegiatan pernikahan dengan sistem sewa atau kebutuhan masyarakat lainnya,” kata dia.

Saat ini, wilayah rawan bencana lainnya seperti Serut dan Tegalrejo juga tengah siap pembangunan shelter serupa, salah satunya menggunakan anggaran perubahan tahun ini.

Meski shelter ini peruntukannya untuk kondisi darurat, Bupati berharap tidak ada bencana yang terjadi.

“Kita siapkan yang terbaik, semoga tidak pernah terpakai untuk bencana, tapi kalau pun terjadi, kita sudah siap,” ucapnya.

Warga sekitar menyambut baik pembangunan shelter ini. Mereka merasa lebih aman dan terlindungi, apalagi wilayah mereka sering terdampak bencana tanah longsor saat musim hujan. (*)

Read more

Local News