PanenTalks, Jakarta-Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) resmi meluncurkan SIMP@N (Sistem Informasi Manajemen Pengetahuan Nasional) sebagai langkah memperkuat pengelolaan pengetahuan dalam implementasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE).
“Transformasi digital pemerintahan bukan hanya soal membangun infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK), tetapi bagaimana menjadikan informasi dan pengetahuan sebagai bahan bakar utama dalam pengambilan keputusan, inovasi layanan, dan penyusunan kebijakan publik,” kata Sekretaris Deputi Fasilitasi Riset dan Inovasi BRIN, Rr. Widhya Yusi Samirahayu, saat peluncuran SIMP@N secara daring, Kamis (31/7).
Platform berbasis web ini dikembangkan oleh Direktorat Repositori, Multimedia, dan Penerbitan Ilmiah BRIN untuk menghimpun, mengelola, dan membagikan pengetahuan SPBE secara terbuka dan terintegrasi. SIMP@N dirancang sebagai ekosistem pengetahuan digital yang mendorong replikasi inovasi layanan publik, pembelajaran lintas instansi, serta pengambilan keputusan berbasis data.
Direktur Repositori, Multimedia, dan Penerbitan Ilmiah BRIN, Hendro Subagyo, menegaskan bahwa transformasi digital nasional tidak cukup hanya dengan teknologi. “Transformasi digital tidak hanya butuh teknologi, tetapi juga pengetahuan institusional yang terdokumentasi, dapat diakses, dan dibagikan lintas instansi,” ujarnya.
Ia mencontohkan, layanan publik BRIN seperti clearance etik dan pelayanan periset asing melibatkan banyak pihak, mulai dari imigrasi, pemerintah daerah, TNI/Polri, hingga kementerian lain. “Platform digital harus mengikuti proses bisnis lintas instansi yang kompleks dan terintegrasi, bukan sebaliknya,” tegasnya.
Hendro juga menekankan pentingnya pelestarian pengetahuan yang sudah dibangun sejak masa e-Government. “Pemerintahan digital masa depan adalah pemerintahan berbasis pengetahuan. Tanpa dokumentasi dan pelestarian pengetahuan, kolaborasi tidak akan berjalan efektif,” katanya.
BRIN mengajak seluruh instansi pemerintah, perguruan tinggi, mitra pembangunan, dan komunitas digital untuk memperkaya konten dan mengintegrasikan pengetahuan melalui SIMP@N. “Kita ingin memastikan bahwa transformasi digital bukan sekadar slogan, melainkan upaya nyata yang berdampak langsung pada peningkatan kualitas layanan publik dan kesejahteraan masyarakat,” tutup Widhya.